A. Statistik parametris
Statistik parametris yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila datanya interval atau rasio adalah t- test 1 sampel. Rumus t digunakan bila simpangan baku populasi tidak diketahui. Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua pihak dan uji satu pihak.
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel) yang datanya interval atau ratio adalah sbb
t= nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung
X= rata- rata xi
= nilai yang hipotesiskan
S = simpangan baku ; n = anggota sampel
Langkah - Langkah dalam pengujian hipotesis deskriptif
1.Menghitung rata- rata data
2.Menghitung simpangan baku
3.Menghitung harga t
4.Melihat harga t tabel
5.Menggambar kurva
6.Meletakkan t hitung dan t tabel dalam kurva yang telah dibuat
7.Membuat keputusan pengujian hipotesis
Uji Dua Fihak
Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama dengan” (H0 = ; Ha ≠ )
Contoh rumusan hipotesis :
Hipotesis nol : daya tahan belajar siswa dikelas perhari = 5 jam
Hipotesis alternatif : daya tahan belajar siswa dikelas perhari ≠ 5 jam
Jika ditulis lebih ringkas :
H0 : μ = 5 jam
Ha : μ ≠ 5 jam
Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak ini berlaku ketentuan, bahwa bila harga hitung, berada pada daerah penerimaan H0 ha ditolak. Dengan demikian bilaharga t hitung lebih kecilatau sama dengan (≤) dari harga tabel maka H0 diterima. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tiak dilihat (+) atau (-) nya
Uji Satu Fihak
a.Uji Pihak Kiri
Uji pihak kiri digunakan apabila: hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih besar atau sama dengan (≥)” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih kecil (<)”, kata lebih besar atau sama dengan sinonim “kata paling sedikit atau paling kecil”.
Contoh rumusan hipotesis :
Hipotesisi nol : daya tahan belajar siswa di rumah (luar kelas) paling sedikit 60 menit (lebih besar atau sama dengan (≥ 60 menit)
Hipotesis alternatif : daya tahan belajar siswa di rumah lebih kecil dari (<) 60 menit.
Atau dapat ditulis singkat :
H0 : μ ≥ 60 menit
Ha : μ < 60 menit
Dalam uji pihak kiri ini berlaku ketentuan, bila harga t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ho lebih besar atau sama dengan (≥ ) dari t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak .
b. uji pihak kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (H0) BERBUNYI “LEBIH kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”. Kalimat lebih kecil atau sama dengan sinonim dengan kata “paling besar”
Contoh rumusan hipotesis
Hippotesis nol : pedagang buah paling besar bisa menjual buah jeruk 100kg tiap hari
Hipotesis alternatif : pedagang buah dapat menjual buah jeruknya lebih dari 10 kg tiap hari.
atau dapat ditulis singkat :
H0: μ ≤ 100 kg/hr
Ha : μ > 100 kg/hr
B. Statistik Non Parametris
1.
Menggunakan
Test Binomial
Contoh:
Seorang guru ingin mengetahui kecenderungan siswa SMA tahun 2012
dalam memilih jurusan IPA dan IPS dari 40 sampel yang diambil secara random. Berdasarkan hasil pooling menunjukkan bahwa
sebanyak 22 siswa memilih IPS dan sebanyak 18 siswa memilih IPA. Simpulan apa yang dapat dikemukakan oleh guru
tersebut?
Hipotesis statistik yang diajukan dapat dinyatakan sbb.
Ho : p1 = p2 = 0,5
Ha : p1 ≠ p2 ≠ 0,5
Analisis Tes Binomial menggunakan SPSS Versi 19 menunjukkan hasil sbb.
Binomial
Test
|
||||||
Category
|
N
|
Observed Prop.
|
Test Prop.
|
Exact Sig. (2-tailed)
|
||
Pilihan
Jurusan
|
Group
1
|
IPS
|
22
|
.55
|
.50
|
.636
|
Group
2
|
IPA
|
18
|
.45
|
|||
Total
|
40
|
1.00
|
Hasil analisis Tes Binomial tersebut menunjukkan bahwa koefisien Exact
Sig. (2 tailed) sebesar 0,636, yang berarti koefisien tersebut untuk sisi kiri
dan sisi kanan sehingga masing-masing sisi akan sebesar 0,318. Apabila sampel penelitian
kecil (≤ 25), maka
koefisien Binomial dapat ditemukan pada Binomial Tabel dengan cara menemukan
antara N dengan n terkecil. Karena
sampel penelitian yang ditetapkan oleh guru peneliti sebesar 40, maka koefisien
Binomial (0,318) tersebut tidak dapat ditemukan pada Tabel Binomial.
Untuk merumuskan simpulan
atas pembuktian di atas, maka harga koefisien Exact Sig. Binomial tersebut
dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 1% atau 5%. Kriteria yang digunakan yaitu bila tingkat α atau kesalahan yang ditetapkan sebesar 1%
yang berarti = 0,01, maka harga p sebesar 0,318 > 0,01, dengan demikian Ho
diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan
hasil analisis tes Binomial tersebut dapat disimpulkan bahwa kemungkinan siswa
SMA dalam memilih dua jurusan (IPS atau IPA) adalah sama yaitu 50%.
2.
Menggunakan
Chi Kuadrat
Apabila contoh pada nomor
1 di atas dianalisis menggunakan Chi Kuadrat makan perlu dirumuskan suatu hipotesis
sbb.
Ho
|
:
|
Peluang jurusan IPS dan IPA adalah sama untuk dapat
dipilih siswa SMA angkatan 2012 sebagai jurusannya
|
Ha
|
:
|
Peluang jurusan IPS dan IPA adalah tidak sama untuk
dapat dipilih siswa SMA angkatan 2012 sebagai jurusannya
|
Hasil analisis Chi
Kuadrat (2 kategori) dengan menggunakan program SPSS Versi 19 dapat ditunjukkan
berikut ini.
Pilihan
Jurusan
|
|||
Observed
N
|
Expected
N
|
Residual
|
|
IPS
|
22
|
20.0
|
2.0
|
IPA
|
18
|
20.0
|
-2.0
|
Total
|
40
|
Test
Statistics
|
|
Pilihan
Jurusan
|
|
Chi-Square
|
.400a
|
df
|
1
|
Asymp.
Sig.
|
.527
|
a. 0
cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell
frequency is 20.0.
|
Apabila Chi Kuadrat
hitung lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho diterima dan apabila Chi
Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil analisis dapat dinyatakan
bahwa pada dk = 1 dan taraf kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% diperoleh
koefisien Chi Kuadrat tabel sebesar 3,841.
Dengan demikian Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari Chi Kuadrat
tabel. Sesuai dengan ketentuan yang ada
maka disimpulkan bahwa peluang jurusan IPS dan IPA untuk dipilih sebagai
jurusannya di SMA adalah sama diterima (Ho diterima dan Ha ditolak).
Contoh 2
Suatu penelitian yang
dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui kecenderungan siswa-siswa SMK
dalam memilih wara untuk pakaian oleh raga.
Berdasarkan pengumpulan data dengan wawancara kepada murid sebagai
sampel sebesar 100 orang yang diambil secara random menunjukkan 40 memilih
biru, 30 memilih merah, 20 memilih kuning, dan 10 memilih putih.
Hipotesis penelitian yang
diajukan oleh gurupeneliti tersebut dinyatakan sbb.
Ho
|
:
|
Peluang siswa SMK untuk memilih empat macam warna
pakaian olah raga adalah sama
|
Ha
|
:
|
Peluang siswa SMK untuk memilih empat macam warna
pakaian olah raga adalah tidak sama
|
Hasil analisis Chi Kuadrat (4 kategori) dengan menggunakan program SPSS
Versi 19 dapat ditunjukkan berikut ini.
Warna
Pakaian
|
|||
Observed
N
|
Expected
N
|
Residual
|
|
Biru
|
40
|
25.0
|
15.0
|
Merah
|
30
|
25.0
|
5.0
|
Kuning
|
20
|
25.0
|
-5.0
|
Putih
|
10
|
25.0
|
-15.0
|
Total
|
100
|
Test
Statistics
|
|
Warna
Pakaian
|
|
Chi-Square
|
20.000a
|
df
|
3
|
Asymp.
Sig.
|
.000
|
a. 0
cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell
frequency is 25.0.
|
Apabila Chi Kuadrat
hitung lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho diterima dan apabila Chi
Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho ditolak. Berdasarkan hasil analisis dapat dinyatakan
bahwa pada dk = 3 dan taraf kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% diperoleh
koefisien Chi Kuadrat tabel sebesar 7,815.
Dengan demikian Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat
tabel. Sesuai dengan ketentuan yang ada
maka disimpulkan bahwa peluang siswa SMK untuk memilih empat macam warna
pakaian olah raga berbeda atau tidak sama.
Berdasarkan data sampel menunjukkan bahwa pilihan terhadap warna biru
untuk pakaian olah raga memiliki peluang tertinggi. (Ho ditolak dan Ha
diterima).
3.
Menggunakan
Run Test
Run tes digunakan untuk
mengukur kerandoman urutan suatu kejadian yang didasarkan atas hasil pengamatan
melalui data sampel.
Contoh.
Seorang guru olah raga
telah mewawancarai sebanyak 100 murid yang diambil secara random (acak) untuk
menentukan kapan outbond akan dilaksanakan.
Murid yang terpilih sebagai sampel diminta untuk menjawab sebelum atau
sesudah ulangan. Wawancara dilaksanakan
secara berurutan dari nomor 1 s/d nomor 24.
Hasil wawancara dapat disajikan berikut ini.
No.
|
Jawaban
|
No.
|
Jawaban
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
|
Sebelum
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sesudah
Sebelum
Sebelum
Sesudah
Sesudah
|
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
|
Sesudah
Sebelum
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sesudah
Sebelum
Sebelum
|
Buatlah analisis apakah
urutan pilihan waktu untuk outbond bersifat random (urutannya tidak
mengelompok/bergantian).
Untuk menguji kerandoman
urutan pilihan waktu pelaksanaan outbond tersebut dibuat hipotesis penelitian
sbb.
Ho
|
:
|
Urutan pilihan dalam menentukan waktu pelaksanaan
outbond siswa bersifat random/tidak mengelompok/berurutan
|
Ha
|
:
|
Urutan pilihan dalam menentukan waktu pelaksanaan
outbond siswa bersifat tidak random/ mengelompok/tidak berurutan
|
Berdasarkan analisis Run
tes dengan menggunakan program SPSS Versi 19, maka diperoleh output sbb.
Runs
Test
|
|
Sampel
Kecil
|
|
Test
Valuea
|
2
|
Cases
< Test Value
|
12
|
Cases
>= Test Value
|
12
|
Total
Cases
|
24
|
Number
of Runs
|
15
|
Z
|
.626
|
Asymp.
Sig. (2-tailed)
|
.531
|
a.
Median
|
Berdasarkan contoh di
atas, jumlah sampel (N) = 24, n1 = 12 dan n2 = 12. Untuk n1 = 12 dan n2 = 12, maka diperoleh
koefisien run yang kecil = 7 dan koefisien run yang besar = 19. Dengan demikian Number of Runs sebesar 15
berada diantara 7 s/d 19, karenanya Ho diterima dan menolak Ha. Hal ini berarti bahwa 24 siswa sebagai sampel
yang diwawancari bersifat random.
4.
Menggunakan
t-Test
a.
Uji
Dua Sisi
Seorang peneliti ingin
menguji daya tahan berdiri pramuniaga selama 4 jam per hari. Berdasarkan sampel
sebesar 31 orang yang diambil secara random.
Data yang diperoleh untuk 31 0rang tersebut ditunjukkan berikut ini.
3
|
4
|
5
|
2
|
5
|
6
|
3
|
6
|
2
|
4
|
6
|
3
|
5
|
7
|
4
|
6
|
8
|
5
|
7
|
8
|
6
|
8
|
5
|
3
|
5
|
3
|
2
|
3
|
4
|
3
|
3
|
(Sugiyono, 2007)
Guna menguji apakah daya
tahan berdiri pramuniaga tersebut benar rata-rata 4 jam per hari, perlu dibuat
hipotesis berikut ini.
Hipotesisnya
Ho : µ = 8 jam
Ha : µ ≠ 8 jam
Hasil analisis untuk uji
t dua sisi ditunjukkan berikut ini.
One-Sample
Test
|
||||||
Test
Value = 4
|
||||||
t
|
df
|
Sig.
(2-tailed)
|
Mean
Difference
|
95%
Confidence Interval of the Difference
|
||
Lower
|
Upper
|
|||||
Daya Tahan
Membaca
|
1.976
|
30
|
.057
|
.645
|
-.02
|
1.31
|
Dengan demikian Ho
diterima, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa daya tahan berdiri pramuniaga
tersebut benar rata-rata 4 jam per hari (t hitung < t tabel).
b.
Uji Pihak Kiri
Seorang peneliti ingin menguji daya tahan lampu merk A
dengan mengambil sampel sebesar 25 buah.
Hasil uji coba daya tahan lampu tersebut sbb.
450
|
380
|
300
|
425
|
300
|
390
|
350
|
345
|
390
|
200
|
400
|
400
|
375
|
340
|
300
|
480
|
340
|
425
|
350
|
250
|
500
|
300
|
400
|
360
|
400
|
(Sugiyono, 2007)
Peneliti akan menguji apakah benar daya tahan lampu A
tersebut 400 jam
Guna menguji apakah daya
tahan lampu A tersebut 400
jam, perlu dibuat hipotesis berikut ini.
Ho ; µo ≥ 400 jam
Ho ; µo < 400 jam
Hasil analisis
One-Sample
Statistics
|
||||
N
|
Mean
|
Std.
Deviation
|
Std.
Error Mean
|
|
Daya
Tahan Lampu
|
25
|
366.00
|
68.252
|
13.650
|
One-Sample
Test
|
||||||
Test
Value = 400
|
||||||
t
|
df
|
Sig.
(2-tailed)
|
Mean
Difference
|
95%
Confidence Interval of the Difference
|
||
Lower
|
Upper
|
|||||
Daya
Tahan Lampu
|
-2.491
|
24
|
.020
|
-34.000
|
-62.17
|
-5.83
|
Hasil pengujian
menyatakan bahwa daya tahan lampu A tersebut lebih kecil dari 400 jam (Ho
ditolak dan Ha diterima). Hasil analisis menunjukkan bahwa t hitung lebih besar
dari t tabel.
c.
Uji
Pihak Kanan
Seseorang ingin menguji kemampuan menjual jeruk per
hari. Data diambil dari 20 orang sampel
secara random dengan kondisi sbb.
98
|
100
|
70
|
90
|
80
|
60
|
95
|
70
|
120
|
85
|
90
|
90
|
90
|
95
|
85
|
60
|
70
|
100
|
75
|
110
|
(Sugiyono, 2007)
Peneliti akan menguji apakah benar kemampuan menjual
pedagang tersebut 100 kg per hari
Guna menguji apakah kemampuan menjual pedagang
tersebut 100 kg per hari, perlu dibuat hipotesis berikut ini.
Ho ; µo ≤ 100 kg
Ho ; µo > 100 kg
Hasil analisis sbb.
One-Sample
Statistics
|
||||
N
|
Mean
|
Std.
Deviation
|
Std.
Error Mean
|
|
Kemampuan
Menjual
|
20
|
86.65
|
15.836
|
3.541
|
One-Sample
Test
|
||||||
Test
Value = 100
|
||||||
t
|
df
|
Sig.
(2-tailed)
|
Mean
Difference
|
95%
Confidence Interval of the Difference
|
||
Lower
|
Upper
|
|||||
Kemampuan
Menjual
|
-3.770
|
19
|
.001
|
-13.350
|
-20.76
|
-5.94
|
Hasil analisis
menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, dengan demikian Ho di
tolak dan Ha diterima. Pembuktian
tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan
menjual pedagang tersebut lebih kecil dari 100 kg per hari.
nice postinganny
BalasHapusmakasih ardi :D
HapusTERIMA KASIH BANYAK,, SANGAT BERGUNA....
Hapuskereeenn nean blog nyo saya suka saya suka
BalasHapusbagus mb :)
BalasHapusthanks infonya,sangat membantu
BalasHapussangat membantu thanks :)
BalasHapus