PENGUJIAN HIPOTESIS DESKRIPTIF (Satu Sampel)

Jumat, 21 November 2014

A. Statistik parametris
     Statistik parametris yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif bila datanya interval atau rasio adalah t- test 1 sampel. Rumus t digunakan bila simpangan baku populasi tidak diketahui. Terdapat dua macam pengujian hipotesis deskriptif, yaitu dengan uji dua pihak dan uji satu pihak.
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel) yang datanya interval atau ratio adalah sbb


 


t= nilai t yang dihitung, selanjutnya disebut t hitung

X= rata- rata xi

= nilai yang hipotesiskan

S = simpangan baku ; n = anggota sampel














Langkah - Langkah dalam pengujian hipotesis deskriptif

1.Menghitung rata- rata data
2.Menghitung simpangan baku
3.Menghitung harga t
4.Melihat harga t tabel
5.Menggambar kurva
6.Meletakkan t hitung dan t tabel dalam kurva yang telah dibuat
7.Membuat keputusan pengujian hipotesis

Uji Dua Fihak

Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (H0) berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama dengan” (H0 = ; Ha ≠ )
Contoh rumusan hipotesis :
Hipotesis nol : daya tahan belajar siswa dikelas perhari = 5 jam
Hipotesis alternatif : daya tahan belajar siswa dikelas perhari ≠ 5 jam
Jika ditulis lebih ringkas :
H0 : μ = 5 jam
Ha : μ ≠ 5 jam
Dalam pengujian hipotesis yang menggunakan uji dua pihak ini berlaku ketentuan, bahwa bila harga hitung, berada pada daerah penerimaan H0 ha ditolak. Dengan demikian bilaharga t hitung lebih kecilatau sama dengan (≤) dari harga tabel maka H0 diterima. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tiak dilihat (+) atau (-) nya

Uji Satu Fihak 

a.Uji Pihak Kiri
Uji pihak kiri digunakan apabila: hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih besar atau sama dengan (≥)” dan hipotesis alternatifnya berbunyi “lebih kecil (<)”, kata lebih besar atau sama dengan sinonim “kata paling sedikit atau paling kecil”.


Contoh rumusan hipotesis :
Hipotesisi nol : daya tahan belajar siswa di rumah (luar kelas) paling sedikit 60 menit (lebih besar atau sama dengan (≥ 60 menit)
Hipotesis alternatif : daya tahan belajar siswa di rumah lebih kecil dari (<) 60 menit.
Atau dapat ditulis singkat :
H0 : μ ≥ 60 menit
Ha : μ < 60 menit

Dalam uji pihak kiri ini berlaku ketentuan, bila harga t hitung jatuh pada daerah penerimaan Ho lebih besar atau sama dengan (≥ ) dari t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak .

b. uji pihak kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (H0) BERBUNYI “LEBIH kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”. Kalimat lebih kecil atau sama dengan sinonim dengan kata “paling besar”


Contoh rumusan hipotesis
Hippotesis nol : pedagang buah paling besar bisa menjual buah jeruk 100kg tiap hari
Hipotesis alternatif : pedagang buah dapat menjual buah jeruknya lebih dari 10 kg tiap hari.
atau dapat ditulis singkat :
H0: μ ≤ 100 kg/hr
Ha : μ > 100 kg/hr



B. Statistik Non Parametris



1.      Menggunakan Test Binomial
Contoh:
Seorang guru ingin mengetahui kecenderungan siswa SMA tahun 2012 dalam memilih jurusan IPA dan IPS dari 40 sampel yang diambil secara random.  Berdasarkan hasil pooling menunjukkan bahwa sebanyak 22 siswa memilih IPS dan sebanyak 18 siswa memilih IPA.  Simpulan apa yang dapat dikemukakan oleh guru tersebut?
Hipotesis statistik yang diajukan dapat dinyatakan sbb.
Ho : p1 = p2 = 0,5
Ha : p1 p2 0,5
Analisis Tes Binomial menggunakan SPSS Versi 19 menunjukkan hasil sbb.
Binomial Test

Category
N
Observed Prop.
Test Prop.
Exact Sig. (2-tailed)
Pilihan Jurusan
Group 1
IPS
22
.55
.50
.636
Group 2
IPA
18
.45


Total

40
1.00



Hasil analisis Tes Binomial tersebut menunjukkan bahwa koefisien Exact Sig. (2 tailed) sebesar 0,636, yang berarti koefisien tersebut untuk sisi kiri dan sisi kanan sehingga masing-masing sisi akan sebesar 0,318.  Apabila sampel penelitian kecil ( 25), maka koefisien Binomial dapat ditemukan pada Binomial Tabel dengan cara menemukan antara N dengan n terkecil.  Karena sampel penelitian yang ditetapkan oleh guru peneliti sebesar 40, maka koefisien Binomial (0,318) tersebut tidak dapat ditemukan pada Tabel Binomial.
Untuk merumuskan simpulan atas pembuktian di atas, maka harga koefisien Exact Sig.  Binomial tersebut dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan yaitu 1% atau 5%.  Kriteria yang digunakan yaitu bila tingkat α atau kesalahan yang ditetapkan sebesar 1% yang berarti = 0,01, maka harga p sebesar 0,318 > 0,01, dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak.  Berdasarkan hasil analisis tes Binomial tersebut dapat disimpulkan bahwa kemungkinan siswa SMA dalam memilih dua jurusan (IPS atau IPA) adalah sama yaitu 50%.

2.      Menggunakan Chi Kuadrat
Apabila contoh pada nomor 1 di atas dianalisis menggunakan Chi Kuadrat makan perlu dirumuskan suatu hipotesis sbb.
Ho
:
Peluang jurusan IPS dan IPA adalah sama untuk dapat dipilih siswa SMA angkatan 2012 sebagai jurusannya
Ha
:
Peluang jurusan IPS dan IPA adalah tidak sama untuk dapat dipilih siswa SMA angkatan 2012 sebagai jurusannya

Hasil analisis Chi Kuadrat (2 kategori) dengan menggunakan program SPSS Versi 19 dapat ditunjukkan berikut ini.


Pilihan Jurusan

Observed N
Expected N
Residual
IPS
22
20.0
2.0
IPA
18
20.0
-2.0
Total
40



Test Statistics

Pilihan Jurusan
Chi-Square
.400a
df
1
Asymp. Sig.
.527
a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20.0.

Apabila Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho diterima dan apabila Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho ditolak.   Berdasarkan hasil analisis dapat dinyatakan bahwa pada dk = 1 dan taraf kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% diperoleh koefisien Chi Kuadrat tabel sebesar 3,841.  Dengan demikian Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel.  Sesuai dengan ketentuan yang ada maka disimpulkan bahwa peluang jurusan IPS dan IPA untuk dipilih sebagai jurusannya di SMA adalah sama diterima (Ho diterima dan Ha ditolak).
Contoh 2
Suatu penelitian yang dilakukan oleh seorang guru untuk mengetahui kecenderungan siswa-siswa SMK dalam memilih wara untuk pakaian oleh raga.  Berdasarkan pengumpulan data dengan wawancara kepada murid sebagai sampel sebesar 100 orang yang diambil secara random menunjukkan 40 memilih biru, 30 memilih merah, 20 memilih kuning, dan 10 memilih putih.
Hipotesis penelitian yang diajukan oleh gurupeneliti tersebut dinyatakan sbb.
Ho
:
Peluang siswa SMK untuk memilih empat macam warna pakaian olah raga adalah sama
Ha
:
Peluang siswa SMK untuk memilih empat macam warna pakaian olah raga adalah tidak sama

Hasil analisis Chi Kuadrat (4 kategori) dengan menggunakan program SPSS Versi 19 dapat ditunjukkan berikut ini.

Warna Pakaian

Observed N
Expected N
Residual
Biru
40
25.0
15.0
Merah
30
25.0
5.0
Kuning
20
25.0
-5.0
Putih
10
25.0
-15.0
Total
100



Test Statistics

Warna Pakaian
Chi-Square
20.000a
df
3
Asymp. Sig.
.000
a. 0 cells (.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 25.0.

Apabila Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho diterima dan apabila Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel, maka Ho ditolak.   Berdasarkan hasil analisis dapat dinyatakan bahwa pada dk = 3 dan taraf kesalahan yang ditetapkan sebesar 5% diperoleh koefisien Chi Kuadrat tabel sebesar 7,815.  Dengan demikian Chi Kuadrat hitung lebih besar dari Chi Kuadrat tabel.  Sesuai dengan ketentuan yang ada maka disimpulkan bahwa peluang siswa SMK untuk memilih empat macam warna pakaian olah raga berbeda atau tidak sama.  Berdasarkan data sampel menunjukkan bahwa pilihan terhadap warna biru untuk pakaian olah raga memiliki peluang tertinggi. (Ho ditolak dan Ha diterima).

3.      Menggunakan Run Test
Run tes digunakan untuk mengukur kerandoman urutan suatu kejadian yang didasarkan atas hasil pengamatan melalui data sampel.
Contoh.
Seorang guru olah raga telah mewawancarai sebanyak 100 murid yang diambil secara random (acak) untuk menentukan kapan outbond akan dilaksanakan.  Murid yang terpilih sebagai sampel diminta untuk menjawab sebelum atau sesudah ulangan.  Wawancara dilaksanakan secara berurutan dari nomor 1 s/d nomor 24.  Hasil wawancara dapat disajikan berikut ini.
No.
Jawaban
No.
Jawaban
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Sebelum
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sesudah
Sebelum
Sebelum
Sesudah
Sesudah
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Sesudah
Sebelum
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sesudah
Sebelum
Sebelum

Buatlah analisis apakah urutan pilihan waktu untuk outbond bersifat random (urutannya tidak mengelompok/bergantian).
Untuk menguji kerandoman urutan pilihan waktu pelaksanaan outbond tersebut dibuat hipotesis penelitian sbb.
Ho
:
Urutan pilihan dalam menentukan waktu pelaksanaan outbond siswa bersifat random/tidak mengelompok/berurutan
Ha
:
Urutan pilihan dalam menentukan waktu pelaksanaan outbond siswa bersifat tidak random/ mengelompok/tidak berurutan

Berdasarkan analisis Run tes dengan menggunakan program SPSS Versi 19, maka diperoleh output sbb.
Runs Test

Sampel Kecil
Test Valuea
2
Cases < Test Value
12
Cases >= Test Value
12
Total Cases
24
Number of Runs
15
Z
.626
Asymp. Sig. (2-tailed)
.531
a. Median

Berdasarkan contoh di atas, jumlah sampel (N) = 24, n1 = 12 dan n2 = 12.  Untuk n1 = 12 dan n2 = 12, maka diperoleh koefisien run yang kecil = 7 dan koefisien run yang besar = 19.  Dengan demikian Number of Runs sebesar 15 berada diantara 7 s/d 19, karenanya Ho diterima dan menolak Ha.  Hal ini berarti bahwa 24 siswa sebagai sampel yang diwawancari bersifat random.
4.      Menggunakan t-Test
a.      Uji Dua Sisi
Seorang peneliti ingin menguji daya tahan berdiri pramuniaga selama 4 jam per hari. Berdasarkan sampel sebesar 31 orang yang diambil secara random.  Data yang diperoleh untuk 31 0rang tersebut ditunjukkan berikut ini.
3
4
5
2
5
6
3
6
2
4
6
3
5
7
4
6
8
5
7
8
6
8
5
3
5
3
2
3
4
3


3
(Sugiyono, 2007)
Guna menguji apakah daya tahan berdiri pramuniaga tersebut benar rata-rata 4 jam per hari, perlu dibuat hipotesis berikut ini.
Hipotesisnya
Ho : µ = 8 jam
Ha : µ ≠ 8 jam
Hasil analisis untuk uji t dua sisi ditunjukkan berikut ini.
One-Sample Test

Test Value = 4                                      
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Daya Tahan Membaca
1.976
30
.057
.645
-.02
1.31

Dengan demikian Ho diterima, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa daya tahan berdiri pramuniaga tersebut benar rata-rata 4 jam per hari (t hitung < t tabel).
b.      Uji Pihak Kiri
Seorang peneliti ingin menguji daya tahan lampu merk A dengan mengambil sampel sebesar 25 buah.  Hasil uji coba daya tahan lampu tersebut sbb.
450
380
300
425
300
390
350
345
390
200
400
400
375
340
300
480
340
425
350
250
500
300
400
360
400
(Sugiyono, 2007)
Peneliti akan menguji apakah benar daya tahan lampu A tersebut 400 jam
Guna menguji apakah daya tahan lampu A tersebut 400 jam, perlu dibuat hipotesis berikut ini.
Ho ; µo ≥ 400 jam
Ho ; µo < 400 jam
Hasil analisis

One-Sample Statistics

N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Daya Tahan Lampu
25
366.00
68.252
13.650


One-Sample Test

Test Value = 400                                    
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Daya Tahan Lampu
-2.491
24
.020
-34.000
-62.17
-5.83

Hasil pengujian menyatakan bahwa daya tahan lampu A tersebut lebih kecil dari 400 jam (Ho ditolak dan Ha diterima). Hasil analisis menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel.
c.       Uji Pihak Kanan
Seseorang ingin menguji kemampuan menjual jeruk per hari.  Data diambil dari 20 orang sampel secara random dengan kondisi sbb.
98
100
70
90
80
60
95
70
120
85
90
90
90
95
85
60
70
100
75
110
(Sugiyono, 2007)
Peneliti akan menguji apakah benar kemampuan menjual pedagang tersebut 100 kg per hari
Guna menguji apakah kemampuan menjual pedagang tersebut 100 kg per hari, perlu dibuat hipotesis berikut ini.
Ho ; µo ≤ 100 kg
Ho ; µo > 100 kg
Hasil analisis sbb.


One-Sample Statistics

N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Kemampuan Menjual
20
86.65
15.836
3.541


One-Sample Test

Test Value = 100                                    
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Kemampuan Menjual
-3.770
19
.001
-13.350
-20.76
-5.94

Hasil analisis menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, dengan demikian Ho di tolak dan Ha diterima.  Pembuktian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan menjual pedagang tersebut lebih kecil dari 100 kg per hari.






































7 komentar:

 
Penerapan Statistik Penelitian Bagi Mahasiswa © 2014 | Designed by Nanda Fega Gasela